Sabtu, 28 Agustus 2010

cerpen belum selesai

.Patung Di Kota Kami

Maka keberadaan patung itu mengundang perdebatan. Entah siapa yang mengusulkan, Maka beramai-ramai penduduk berusaha menghancurkan patung tersebut. “Mendirikan patung, apalagi yang mewah begini ! Jelas pemborosan yang tidak dapat diampuni !!”
“Tidak peka dengan keadaan masyarakat yang tengah menderita !”
“Ini cara penguasa cari muka…!”
“Cari muka sama siapa ?!” Seeorang nyeletuk kurang mengerti.
“Entahlah….” Yang ditanya juga tidak mengerti.
“Yang penting, kita hancurkan lambang penguasa lalim ini !” Yang sudah tidak sabar, buru-buru menghentikan tanya jawab yang bertele-tele itu.
“Betul ! Hancurkan lambang kekuasaan yang menyengsarakan rakyat! hidup rakyat miskin…!”
“Bakar !”
“Jangan…nanti merembet ke rumah-rumah kita sendiri…, pakai palu saja, hantam bleh !”
Tampaknya tak lama lagi patung itu akan berubah bentuk menjadi onggokan sampah. Tangan-tangan sudah teracung, mulut-mulut sudah sama sepakat. Siapa lagi yang akan menghalangi kehendak orang-orang yang tengah dilanda angkara ini ?
Sebuah patung tiba-tiba saja dalam semalam telah berdiri dengan megah di tengah kota kami. Kata dengan megah sebenarnya agak kurang tepat. Berada tepat di pusat kehidupan kota kami, patung itu lebih tepat dikatakan tegak dengan angkuh mengangkang di atas kepala-kepala penduduk yang terpaksa mendongakkan kepala untuk melihatnya. Siapa biang keladi pendiri patung ini ? tiada yang tahu pasti. Cuma secara akal sehat, orang yang mendirikannya tentu saja seorang yang memiliki banyak uang dan dekat dengan kekuasaan. Tengah kota adalah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar