Selasa, 31 Agustus 2010

insiden ayam guring I

Insiden Ayam Guring

          Lantaran sudah lama nggak makan nasi goring Mamas, habis buka tadi , saya bela-belain ngajak istri keluar untuk membeli nasi dan ayam goreng di tempat makan langganan kami itu. Beberapa pengunjung sudah terlebih dahulu memesan makanan ketika kami datang. Setelah memesan nasi goreng satu porsi  dan ayam kampung goreng dua porsi, kami menunggu sambil ngobrol. Nggak terlalu lama pesanan itu selesai. Dengan penuh semangat untuk menikamti makanan buka puasa idaman itu, kami meluncur pulang.
          Sampai di rumah istri saya membuka bungkusan nasi goreng dan ayam goreng tadi. Walahhh  !!! terjadilah insiden ayam guring. Ternyata bungkusan kami isinya : Nasi goreng satu porsi, nasi putih satu porsi , dan tempe tahu goreng dalam satu bungkusan tersendiri .
          Dengan agak jengkel dan kecewa kami bersegera membungkus kembali makanan itu dan secepatnya kembali ke tempat mamas penjualnya. Sesampai di sana . dengan agak jengkel istri saya menerangkan kesalahan yang terjadi. Penuh permintaan maaf, istri mamas menerangkan bahwa terjadi kesalahan ketika menyerahkan pesanan kami dengan pesanan pembeli yang kebetulan berbarengan dengan kami.
          Pembeli tersebut memesan, nasi putih dengan lauk tempe dan tahu.
“Untung dianya “ kata si Mbak…,
“pesen tempe..eh dapat ayam goreng…!”
“mau tidak ya di kembali ke sini….” Lanjutnya setengah berharap. Cuma  tetap ia harus menggoreng ayam lagi untuk mengganti pesanan kami tadi.
          “Mana maul ah pembeli tadi kembali…, “ ujar istri saya.
“wong dia sudah untung… tempe ditukar ayam dua potong !”
Saya diam tidak memberikan tanggapan. Tapi dalam hati membenarkan pendapat istri saya itu. Cuma di sudut lain hati saya, saya berharap ceritanya tidak seperti yang kami kira.
          Saya berharap sipembeli (yang tampaknya tidak cukup uang untuk membeli selain lauk tempe dan tahu )  kembali ke warung si mamas, mengembalikan apa yang bukan haknya, lalu dengan bersahaja mengambil tempe dan tahu yang ia beli.  Sang mamas, yang tidak menyangka kejadian itu, dengan penuh pengertian dan penghargaan tetap memberikan dua potong ayam goreng itu. Saya tersenyum sendiri membayangkan hal tersebut. Juga membayangkan bahwa yang di Atas, mungkin juga tersenyum melihat kejadian yang menunjukkan keagungan harkat martabat manusia itu.
          Mudah2an kejadian yang saya bayangkan itu benar2 terjadi dan terus akan terjadi. Dengan begitu, manusia akan benar2 kembali pada martabatnya sebagai mahluk mulia. Yang menghargai kebaikan sesama, kejujuran dan saling mencintai. Aminn !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar