Kamis, 07 April 2011

Bau

bau



pernahkah anda menyadari, bahwa bau, sebagaimana bunyi dan warna, dapat pula menjadi media pengejawantahan bagi keindahan yang bersifat ilahiyah? Saya barusan saja menyadarinya. Tepatnya beberapa menitnya yang lalu, saat bis yang saya tumpangi berhenti di indralaya untuk menaikkan sejumlah penumpang. Ketika bis berangkat dari kertapati tadi, saya terganggu oleh seorang bapak yg seenaknya mengepulkan asap dalam ruang bis. Terpaksa saya buka jendela dan menutupkan saputangan ke hidung. Untungnya dalam perjalanan sang bapak pindah ke bagian depan, Alhamdulillah, dapat juga aku bernapas lega, sapu tangan ku turunkan dari hidung. Tiba di indralaya, beberapa penumpang naik. Seorang nenek yang membawa beberapa karung , yang dari baunya, jeruk nipis. Beberapa perempuan muda, yang dari seragamnya , karyawan perusahaan atau mungkin bank. Kebetulan salah satunya menempati bangku kosong disebelahku. Ku hela napas, harmoni orkestra baupun mulai kunikmati. Bau harum parfum lembut wanita ayu di sebelahku, bau segar jeruk nipis yang menguar dari karung nenek pedagang serta sisa bau asap rokok peninggalan si bapak egois tadi. Sekali lagi, ku hela napas dalam, perlahan kembali ku pejamkan mata menikmati kantuk, terimakasih Tuhan atas simfoni bau Mu pagi ini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar