saudaraku
masih segar kuingat
saat itu dua ribu empat
kau berpendapat,
partaimu partai kantong sendiri
aku tersenyum dan setuju,
lalu kita berpisah
kau kian jauh melanglang jagat
ilmumu kian meningkat dan gelarmu tambah mengkilat
sedang aku diam di tempat
hanya bertambah kerut di jidat
namun partai bertambah hebat
dapat menarik simpati rakyat
jujur peduli kepada umat
benci sekali pada maksiat
namun kini saudaraku
partaimu, partai kantong sendiri
tampaknya mulai berubah
sendi-sendinya mulailah goyah
para pendiri saling berbala
tiada lagi berbaik sangka
karena itu saudara
perlu aku bertanya
jika kini kita berdua
ada di persimpangan, jalan mana pilihanmu ?
sebab mungkin, selanjutnya kita akan tempuh jalan berbeda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar